LAPORAN KIMIA ORGANIK

Unknown 2:51 PM

            Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK” dengan baik. 
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada para asisten yang telah membantu praktikan dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, praktikan menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka praktikan  membuka selebar-lebarnya untuk memberikan saran dan kritik kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki makalah ini dengan lebih baik lagi.
            Akhirnya praktikan mengharapkan semoga dari makalah kimia organik tentang “SENYAWA ORGANIK ANORGANIK” ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap kita semua.


  
Darussalam,  5 Mei  2015


Praktikan




BAB I
PENDAHULUAN
1.1             Latar Belakang
Semua bagian tubuh kita terdiri dari senyawa  karbon (senyawa organik). Bahkan gerak, tenaga dan hidup kita pun memerlukan senyawa karbon. Jadi, semua makhluk hidup, termasuk hewan dan tumbuhan, seluruh tubuhnya terdiri atas senyawa karbon dan memerlukan senyawa karbon untuk hidupnya.
Senyawa organik  adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida  atau benda tak hidup.
Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada atau tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam formatasam lemak pertama, organik.
Pada awal perkembangan ilmu kimia sebagai suatu ilmu pengetahuan, berlaku klasifikasi senyawa kedalam senyawa organik dan senyawa anorganik berdasarkan asal usul senyawa. Semua senyawa yang berasal dari makhluk hidup digolongkan dalam senyawa organik, sedangkan yang berasal dari mineral digolongkan dalam senyawa anorganik. Pada waktu itu diyakini bahwa senyawa organik hanya dapat tejadi oleh adanya pengaruh dari daya yang dimiliki makhluk hidup.



1.2            Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk membedakan senyawa organic dan senyawa anorganik,baik secara fisik maupun kimia.
1.3             Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah :
1.      Dapat mengetahui perbedaan  antara kimia organik dan anorganik.
2.      Mengetahui contoh dari senyawa organik dan senyawa anorganik
3.      Dapat mengetahui devinisi dari senyawa organic dan senyawa anorganik.
4.      Untuk dapat membedakan titik didih gula (glukosa) dengan NaCl (garam).
5.       Untuk mengetahui sifat kimia senyawa organik dan anorganik.
6.      Untuk mengetahui sifat fisika senyawa organik dan anorganik.
7.      Untuk mengetahui cara kerja pada setiap sifat,(kimia dan fisika).




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kimia organik didefenisikan sebagai kimia dari senyawa yang datang dari benda hidup sehingga timbul istilah organik. Suatu pengetahuan mengenai kimia organik tak dapat diabaikan bagi kebanyakan ilmuwan. Misalnya, karena sistem kehidupan terutama terdiri dari air dan senyawa organik, hampir semua bidang yang berurusan dengan tanaman, hewan, atau mikroorganisme bergantung pada prinsip kimia organik (Fessenden, 1997).
Pada mulanya, senyawa organik hanya menyebabkan terlibatnya senyawa yang diturunkan dari makhlik hidup. Makhluk hidup dianggap mempunyai ‘tenaga gaib’ yang dalam sintesis senyawa-senyawa tersebut. Pada tahun 1978, seorang kimiawan jerman, frederich wohler memanaskan ammonium sionat, beraal dari senyawa organik dan diperoleh senyawa ureaLebih dari sejuta senyawa terdiri dari gabungan karbon dengan hidrogen, oksigen,nitrogen atau beberapa unsur tertentu. Keseluruhan senyawa tersebut merupakan bagian dari kimia organik. Unsur karbon sangat istimewa karena memiliki kemampuan untuk mengadakan ikatan kovalen yang kuat dengan sesamanya (Petrucci, 1987).
Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik ialah suatu senyawa yang unsus-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogenj, atau fosfor. Pada awalnya senyawa karbon ini secara tidak langsung menunjukan hubungannya dengan sistem kehidupan. Namun dalam perkembangannya, ada senyawa organik yang tidak mempunyai hubungan dengan sistem kehidupan. Misalnya urea yang merupakan senyawa organik dari makhluk hidup yang berasal dari urin. Urea dapat dibuat dengan cara menguapkan garam amonium sianat yang merupakan senyawa anorganik menjadi senyawa organik (Siswoyo, 2009).
Senyawa organik terlibat dalam tiap segi kehidupan, dan banyak manfaatnya dalam kehidupan manusia sehari-hari. Ada diantaranya yang berwujud bahan makanan, bahan sandang, obat-obatan, kosmetik, dan berbagai jenis plastik. Bahkan dalam tubuhpun banyak terdapat sejumlah senyawa organik dengan fungsi yang beragam pula. Senyawa organik hanya mewakili satu jenis senyawa kimia, yaitu yang mengandung satu atom karbon atau lebih. Kimia organik barangkali lebih baik didefinisikan sebagai kimia senyawa yang mengandung karbon. Meskipun penggolongan seperti ini agak terbatas, fakta menunjukkan bahwa senyawa yang mengandung atom karbonlah yang banyak terdapat di muka bumi ini. Fakta ini adalah akibat dari kemampuan atom karbon membentuk ikatan dengan atom karbon lain. Jika sifat khas ini dibarengi dengan kemampuan atom karbon membentuk empat ikatan dalam ruang tiga dimensi, maka berbagai susunan atom dapat terjadi. Saat ini jutaan senyawa organik telah ditentukan cirinya, dan setiap tahun puluhan ribu zat baru ditambahkan ke dalam daftar ini, baik sebagai hasil penemuan di alam, ataupun sebagai hasil pembuatan di laboratorium (Estevanus, 2007).


BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
            Adapun waktu pelaksanaan praktikum ini adalah pada tanggal 1 Mei 2015,pukul 16:20 hingga 18:00 WIB, yang bertempat di laboratorium fakultas Kelautan dan Perikanan.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1  Alat
            Adapun alat – alat yang di gunakan pada praktikum ini adalah :
No
Nama Alat
Jumlah
1.
Lempeng Seng
1
2.
Korek Api
1
3.
Timbangan Digital
1
4.
Gelas Kimia 50 ml
3
5.
Pembakar Spiritus
1
6.
Thermometer
1
7.
Penjepit
1



3.2.2  Bahan
Adapun bahan – bahan yang di gunakan pada praktikum ini adalah :
No
Nama Alat
Jumlah
1.
Aquadest
50 ml
2.
Glukosa / gula
2 gr
3.
NaCl / garam
2 gr
4.
Arang
4 gr
5.
Alkohol
20 ml

3.3 Cara Kerja
3.3.1 Sifat fisika senyawa organik-anorganik
a.    Ditimbanglah media kosong untuk reaksi pembakaran (lempeng seng) sebagai X1.
b.    Ditimbanglah lempeng seng bersama sepotong kayu kering (arang) sebelum pembakaran sebagai X2.
c.    Dibakar arang tersebut hingga menghasilkan abu dengan bantuan bahan bakar minyak atau alkohol.
d.   Ditimbang abu hasil pembakaran bersama wadah seng sebagai X3.
e.    Dihitunglah kadar abu yang dihasilkan dengan rumus :
% kadar abu =
f. Ditentukan kadar senyawa organik dan anorganik dalam arang menggunakan rumus :
% kadar senyawa organik = 100% - kadar senyawa anorganik
3.3.2 Sifat kimia senyawa organik-anorganik
3.3.2.1 Larutan Glukosa ( )
a.              Dilarutkan 2 gr gula (glukosa) ke dalam 25 ml aquadest.
b.             Dididihkan lalu diamati titik didih larutan gula.
c.              Dicatat hasilnya.
d.             Dihitung kenaikan titik didih glukosa menggunakan rumus :
ΔTb = -
e.       Ditentukan harga Kb glukosa dengan rumus :
         ΔTb = Kb . m . i
3.3.2.1 Larutan Garam(NaCl)
a.              Dilarutkan 2 gr garam (NaCl) ke dalam 25 ml aquadest.
b.             Dididihkan lalu diamati titik didih larutan garam.
c.              Dicatat hasilnya.
d.             Dihitung kenaikan titik didih garam menggunakan rumus :
ΔTb = -
e.       Ditentukan harga Kb garam dengan rumus :
         ΔTb = Kb . m . i

3.4Analisa Data


3.4.1 Analisa data sifat fisika
            % Kadar Abu = x 100%
Keterangan :
X3 = Berat abu hasil pembakaran dan lempeng seng
X2 = Berat arang dan lempeng seng
X1 = Berat lempeng seng
3.4.2Analisa data sifat kimia
∆Tb = Kb . m . i
Keterangan :
∆Tb     = Kenaikan titik didih larutan
Kb       = Tetapan kenaikan titik didih molal
i           = faktor van hoff



BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan

            Adapun hasil pengamatan dari praktikum yang kami lakukan sebagai berikut :
4.1.1 Data hasil pengamatan sifat fisika
No
Bahan
Berat (gram)
1
Lempeng seng (X1)
0,041
2
Lempeng seng + arang (X2)
0,091
3
Lempeng seng + abu hasi pembakaran (X3)
0,044

4.4.2 Data hasil pengamatan sifat kimia
No
Bahan
Titik Didih ( °C )
1
Aquadest
98
2
Larutan garam (2 gr)
99
3
Larutan gula (2 gr )
97



NO

larutan

Kb

1

Larutan garam

0,36

2

Larutan gula

-2,5

 

 

4.2 Pembahasan


            Senyawa organic ialah umumnya berasal dari makhluk hidup dan mengandung unsure C, H, dan O, sehingga mudah diuraikan oleh mikroorganisme, sedangkan senyawa anorganik berasal dari sumber daya alam mineral dan tidak mengandung C, H, dan O. Sehingga tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme.
            Pada saat percobaan melihat sifat kimia dari senyawa larutan gula dan garam, kami melakukan pengamatan pada titik didihnya. Berdasarkan data yang kami peroleh titik didih garam ialah 99°C sedangkan titik didih gula 97 °C. Perbedaan titik didih ini didasarkan teori dimana titik didih senyawa organik lebih rendah dibandingkan titik didih senyawa anorganik.
Dalam studi kasus ini larutan garam merupakan senyawa anorganik, karena tidak mengandung unsur C,H, dan O, dan dikarenakan juga garam merupakan sumber daya alam mineral. Sedangkan larutan gula bersifat senyawa organik dikarenakan larutan gula mengandung unsur C,H, dan O. Titik didih larutan gula lebih cepat atau lebih rendah dikarenakan senyawa organik tidak tahan terhadap pemanasan sehinggamembuat titik didih gula lebih rendah dari larutan garam yang dimana larutan anorganik lebih tahan terhadap panas.

BAB V

PENUTUP


5.1 Kesimpulan

           
Adapun kesimpulan dari hasil praktikum senyawa organik dan anorganik ialah :
a.       Senyawaorganikadalahsenyawa yang masihdapat di uraikanlagiolehmikroorganisme., dan umumnya terbuat dari unsur C,H,dan O
b.      Senyawaanorganikadalahsenyawa yang tidakdapatdiuraikanlagi.
c.       Titikdidihsenyawaorganiklebihrendahdibandingkandengantitikdidhsenyawaanorganik.
d.      Senyawaanorganikbersifatelektrolit,,memilikifaktor van hoffsamadengansatu.
e.       Senyawaorganikbersifatnonelektrolit,,memilikifaktor van hofflebihdarisatu.
f.       Perbedaantekanandalamsuaturuangdapatmempengaruhikenaikantitikdidih.
g.      Kenaikan titik didih berbanding terbalik dengan berat molekul relatif

5.2 Saran

            Saran sayauntukpraktikuminiadalahpraktikumkimiaorganikselanjutnyaagar  kelengkapanperalatan yang memadai, sepertipadasaatpembakaranarang, adabaiknyamenggunakan kawat kassa agar pembakrannya menyebar dengan rata

DAFTAR PUSTAKA


Estevanus K. H. dan Satria Bijaksana., 2007. Identifikasi Mineral Magnetik pada Lindi (Leachate). Jurnal Geofisika.  Vol. 2 No. 1 Hal. 1-13.

Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.

Petrucci, Ralph. 1987. Kimia Dasar I. Erlangga. Jakarta.
Uji Kinerja Adsorben Kitosan-Bentonit Terhadap Logam Berat Dan Diazonin Secara
Purnamasari, et al. 2010. Stimulan. Jurnal Sains dan Teknologi KimiaVol. 1, No. 2Hal. 121-134.

Siswoyo, Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta








 


LAMPIRAN


Perhitungan
Hasilsifatfisik
% kadarabu(anorganik)     =
    =  x 100%
    =  x 100%
    = 6 %
% kadarsenyawaorganik = 100% - kadarsenyawaanorganik
= 100% - 6%
= 94%
Hasilsifatkimia
-          KenaikanTitikDidih(ΔTb)
ΔTbNaCl                    = -
= 99°C - 98°C
= 1 °C
ΔTb            = -
                                     = 97°C - 98°C
                                  = -1°C
-         KonstantaIonisasi (Kb)
     =
                                                   =   x
                                                   = 1,37
i(NaCl) = Na(+) + Cl(-) = 2
              ΔTb   NaCl                        = Kb .m .i
              1                = Kb x 1,37 x 2  
                      Kb                             =
                                                        = 0,36


                                   =
                                                   =   x
                                                   = 0.4
              ΔTb                    = Kb .m .i
              -1                = Kb x 0.4 x 1
                      Kb                               =
                                                         = - 2,5


·         Jelaskan perbedaan kenaikan titik didih kedua senyawa tersebut

             
 Perbedaan kenaikan titik didih kedua senyawa organik(gula) dan anorganik (garam) berdasarkan berat molekulnya relatifnya (Mr) , karena kenaikan titik didih berbanding terbalik dengan berat molekul relatifnya. Terbukti dengan kenaikan titik didih larutan garam lebih besar dari pada larutan gula dikarenakan Mr garam lebih kecil dari pada Mr gula



Share this

Related Posts

First