Dengan menyebut nama Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “SENYAWA ORGANIK DAN
ANORGANIK” dengan baik.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada para
asisten yang telah membantu praktikan dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, praktikan
menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka praktikan membuka selebar-lebarnya untuk memberikan
saran dan kritik kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki makalah ini dengan
lebih baik lagi.
Akhirnya
praktikan mengharapkan semoga dari makalah kimia organik tentang “SENYAWA
ORGANIK ANORGANIK” ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inpirasi terhadap kita semua.
Darussalam,
5 Mei 2015
Praktikan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Semua bagian tubuh kita terdiri dari senyawa karbon
(senyawa organik). Bahkan gerak, tenaga dan hidup kita pun memerlukan senyawa
karbon. Jadi, semua makhluk hidup, termasuk hewan dan tumbuhan, seluruh
tubuhnya terdiri atas senyawa karbon dan memerlukan senyawa karbon untuk
hidupnya.
Senyawa organik adalah golongan besar
senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan
oksida atau benda tak hidup.
Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah
ada atau tidaknya ikatan karbon-hidrogen.
Sehingga, asam karbonat termasuk
anorganik, sedangkan asam format, asam lemak pertama,
organik.
Pada awal perkembangan ilmu kimia sebagai
suatu ilmu pengetahuan, berlaku klasifikasi senyawa kedalam senyawa organik dan
senyawa anorganik berdasarkan asal usul senyawa. Semua senyawa yang berasal
dari makhluk hidup digolongkan dalam senyawa organik, sedangkan yang berasal
dari mineral digolongkan dalam senyawa anorganik. Pada waktu itu diyakini bahwa
senyawa organik hanya dapat tejadi oleh adanya pengaruh dari daya yang dimiliki
makhluk hidup.
1.2
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk
membedakan senyawa organic dan senyawa anorganik,baik secara fisik maupun
kimia.
1.3
Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah :
1.
Dapat mengetahui perbedaan antara
kimia organik dan anorganik.
2.
Mengetahui contoh dari senyawa organik dan senyawa anorganik
3.
Dapat mengetahui devinisi dari senyawa organic dan senyawa anorganik.
4.
Untuk
dapat membedakan titik didih gula (glukosa) dengan NaCl (garam).
5.
Untuk mengetahui sifat kimia senyawa organik
dan anorganik.
6.
Untuk
mengetahui sifat fisika senyawa organik dan anorganik.
7.
Untuk
mengetahui cara kerja pada setiap sifat,(kimia dan fisika).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kimia
organik didefenisikan sebagai kimia dari senyawa yang datang dari benda hidup
sehingga timbul istilah organik. Suatu pengetahuan mengenai kimia organik tak
dapat diabaikan bagi kebanyakan ilmuwan. Misalnya, karena sistem kehidupan
terutama terdiri dari air dan senyawa organik, hampir semua bidang yang
berurusan dengan tanaman, hewan, atau mikroorganisme bergantung pada prinsip
kimia organik (Fessenden, 1997).
Pada
mulanya, senyawa organik hanya menyebabkan terlibatnya senyawa yang diturunkan
dari makhlik hidup. Makhluk hidup dianggap mempunyai ‘tenaga gaib’ yang dalam
sintesis senyawa-senyawa tersebut. Pada tahun 1978, seorang kimiawan jerman,
frederich wohler memanaskan ammonium sionat, beraal dari senyawa organik dan
diperoleh senyawa urea. Lebih dari sejuta senyawa
terdiri dari gabungan karbon dengan hidrogen, oksigen,nitrogen atau beberapa
unsur tertentu. Keseluruhan senyawa tersebut merupakan bagian dari kimia
organik. Unsur karbon sangat istimewa karena memiliki kemampuan untuk
mengadakan ikatan kovalen yang kuat dengan sesamanya (Petrucci, 1987).
Senyawa
karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik ialah suatu senyawa yang
unsus-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hidrogen,
oksigen, nitrogen, sulfur, halogenj, atau fosfor. Pada awalnya senyawa karbon
ini secara tidak langsung menunjukan hubungannya dengan sistem kehidupan. Namun
dalam perkembangannya, ada senyawa organik yang tidak mempunyai hubungan dengan
sistem kehidupan. Misalnya urea yang merupakan senyawa organik dari makhluk
hidup yang berasal dari urin. Urea dapat dibuat dengan cara menguapkan garam
amonium sianat yang merupakan senyawa anorganik menjadi senyawa organik
(Siswoyo, 2009).
Senyawa organik terlibat
dalam tiap segi kehidupan, dan banyak manfaatnya dalam kehidupan manusia
sehari-hari. Ada diantaranya yang berwujud bahan makanan, bahan sandang,
obat-obatan, kosmetik, dan berbagai jenis plastik. Bahkan dalam tubuhpun banyak
terdapat sejumlah senyawa organik dengan fungsi yang beragam pula. Senyawa
organik hanya mewakili satu jenis senyawa kimia, yaitu yang mengandung satu
atom karbon atau lebih. Kimia organik barangkali lebih baik didefinisikan
sebagai kimia senyawa yang mengandung karbon. Meskipun penggolongan seperti ini
agak terbatas, fakta menunjukkan bahwa senyawa yang mengandung atom karbonlah
yang banyak terdapat di muka bumi ini. Fakta ini adalah akibat dari kemampuan
atom karbon membentuk ikatan dengan atom karbon lain. Jika sifat khas ini
dibarengi dengan kemampuan atom karbon membentuk empat ikatan dalam ruang tiga
dimensi, maka berbagai susunan atom dapat terjadi. Saat ini jutaan senyawa
organik telah ditentukan cirinya, dan setiap tahun puluhan ribu zat baru
ditambahkan ke dalam daftar ini, baik sebagai hasil penemuan di alam, ataupun
sebagai hasil pembuatan di laboratorium (Estevanus, 2007).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu
pelaksanaan praktikum ini adalah pada tanggal 1 Mei 2015,pukul 16:20 hingga
18:00 WIB, yang bertempat di laboratorium fakultas Kelautan dan Perikanan.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat – alat yang
di gunakan pada praktikum ini adalah :
No
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
1.
|
Lempeng Seng
|
1
|
2.
|
Korek Api
|
1
|
3.
|
Timbangan Digital
|
1
|
4.
|
Gelas Kimia 50 ml
|
3
|
5.
|
Pembakar Spiritus
|
1
|
6.
|
Thermometer
|
1
|
7.
|
Penjepit
|
1
|
3.2.2 Bahan
Adapun bahan – bahan yang di gunakan pada praktikum
ini adalah :
No
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
1.
|
Aquadest
|
50 ml
|
2.
|
Glukosa / gula
|
2 gr
|
3.
|
NaCl / garam
|
2 gr
|
4.
|
Arang
|
4 gr
|
5.
|
Alkohol
|
20 ml
|
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Sifat
fisika senyawa organik-anorganik
a. Ditimbanglah
media kosong untuk reaksi pembakaran (lempeng seng) sebagai X1.
b. Ditimbanglah
lempeng seng bersama sepotong kayu kering (arang) sebelum pembakaran sebagai
X2.
c. Dibakar
arang tersebut hingga menghasilkan abu dengan bantuan bahan bakar minyak atau
alkohol.
d. Ditimbang
abu hasil pembakaran bersama wadah seng sebagai X3.
e. Dihitunglah
kadar abu yang dihasilkan dengan rumus :
% kadar abu =
f.
Ditentukan kadar senyawa organik dan anorganik dalam arang menggunakan rumus :
%
kadar senyawa organik = 100% - kadar senyawa anorganik
3.3.2 Sifat
kimia senyawa organik-anorganik
3.3.2.1 Larutan Glukosa (
)
a.
Dilarutkan 2 gr gula
(glukosa) ke dalam 25 ml aquadest.
b.
Dididihkan lalu diamati
titik didih larutan gula.
c.
Dicatat hasilnya.
d.
Dihitung kenaikan titik
didih glukosa menggunakan rumus :
ΔTb
=
-
e. Ditentukan harga Kb glukosa dengan rumus
:
ΔTb = Kb . m . i
3.3.2.1 Larutan Garam(NaCl)
a.
Dilarutkan 2 gr garam
(NaCl) ke dalam 25 ml aquadest.
b.
Dididihkan lalu diamati
titik didih larutan garam.
c.
Dicatat hasilnya.
d.
Dihitung kenaikan titik
didih garam menggunakan rumus :
ΔTb
=
-
e. Ditentukan harga Kb garam dengan rumus :
ΔTb = Kb . m . i
3.4Analisa Data
3.4.1 Analisa data sifat fisika
% Kadar Abu =
x 100%
Keterangan
:
X3 = Berat
abu hasil pembakaran dan lempeng seng
X2 = Berat
arang dan lempeng seng
X1 = Berat
lempeng seng
3.4.2Analisa data sifat kimia
∆Tb = Kb . m . i
Keterangan :
∆Tb = Kenaikan titik didih larutan
Kb = Tetapan kenaikan titik didih molal
i = faktor van hoff
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum yang kami lakukan
sebagai berikut :
4.1.1 Data hasil pengamatan sifat fisika
No
|
Bahan
|
Berat
(gram)
|
1
|
Lempeng seng (X1)
|
0,041
|
2
|
Lempeng seng + arang (X2)
|
0,091
|
3
|
Lempeng seng + abu hasi pembakaran (X3)
|
0,044
|
4.4.2 Data hasil pengamatan sifat kimia
No
|
Bahan
|
Titik
Didih ( °C )
|
1
|
Aquadest
|
98
|
2
|
Larutan garam (2 gr)
|
99
|
3
|
Larutan gula (2 gr )
|
97
|
NO
|
larutan
|
Kb
|
1
|
Larutan garam
|
0,36
|
2
|
Larutan gula
|
-2,5
|
4.2 Pembahasan
Senyawa organic ialah umumnya berasal dari makhluk hidup dan mengandung
unsure C, H, dan O, sehingga mudah diuraikan oleh mikroorganisme, sedangkan
senyawa anorganik berasal dari sumber daya alam mineral dan tidak mengandung C,
H, dan O. Sehingga tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme.
Pada saat percobaan
melihat sifat kimia dari senyawa larutan gula dan garam, kami melakukan
pengamatan pada titik didihnya. Berdasarkan data yang kami peroleh titik didih
garam ialah 99°C sedangkan titik didih gula 97 °C. Perbedaan titik
didih ini didasarkan teori dimana titik didih senyawa organik lebih rendah
dibandingkan titik didih senyawa anorganik.
Dalam studi kasus ini larutan garam merupakan senyawa
anorganik, karena tidak mengandung unsur C,H, dan O, dan dikarenakan juga garam
merupakan sumber daya alam mineral. Sedangkan larutan gula bersifat senyawa
organik dikarenakan larutan gula mengandung unsur C,H, dan O. Titik didih
larutan gula lebih cepat atau lebih rendah dikarenakan senyawa organik tidak
tahan terhadap pemanasan sehinggamembuat titik didih gula lebih rendah dari
larutan garam yang dimana larutan anorganik lebih tahan terhadap panas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil praktikum senyawa organik dan anorganik ialah
:
a. Senyawaorganikadalahsenyawa
yang masihdapat di uraikanlagiolehmikroorganisme., dan umumnya terbuat dari unsur C,H,dan O
b. Senyawaanorganikadalahsenyawa
yang tidakdapatdiuraikanlagi.
c. Titikdidihsenyawaorganiklebihrendahdibandingkandengantitikdidhsenyawaanorganik.
d. Senyawaanorganikbersifatelektrolit,,memilikifaktor
van hoffsamadengansatu.
e. Senyawaorganikbersifatnonelektrolit,,memilikifaktor
van hofflebihdarisatu.
f. Perbedaantekanandalamsuaturuangdapatmempengaruhikenaikantitikdidih.
g. Kenaikan titik didih berbanding terbalik dengan berat
molekul relatif
5.2 Saran
Saran
sayauntukpraktikuminiadalahpraktikumkimiaorganikselanjutnyaagar kelengkapanperalatan
yang memadai, sepertipadasaatpembakaranarang, adabaiknyamenggunakan kawat kassa agar pembakrannya menyebar dengan
rata
DAFTAR PUSTAKA
Estevanus K. H. dan Satria Bijaksana., 2007. Identifikasi
Mineral Magnetik pada Lindi (Leachate). Jurnal Geofisika. Vol.
2 No. 1 Hal. 1-13.
Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.
Petrucci, Ralph. 1987. Kimia
Dasar I. Erlangga. Jakarta.
Uji Kinerja Adsorben Kitosan-Bentonit Terhadap Logam Berat Dan Diazonin Secara
Purnamasari, et al. 2010. Stimulan. Jurnal
Sains dan Teknologi Kimia. Vol.
1, No. 2Hal. 121-134.
Siswoyo, Riswiyanto. 2009. Kimia
Organik. Erlangga. Jakarta
LAMPIRAN
Perhitungan
Hasilsifatfisik
%
kadarabu(anorganik) =
=
x
100%
=
x
100%
= 6
%
%
kadarsenyawaorganik = 100% - kadarsenyawaanorganik
=
100% - 6%
=
94%
Hasilsifatkimia
-
KenaikanTitikDidih(ΔTb)
ΔTbNaCl =
-
=
99°C - 98°C
=
1 °C
ΔTb
=
-
= 97°C
- 98°C
= -1°C
-
KonstantaIonisasi (Kb)
=
x
= 1,37
i(NaCl) = Na(+) +
Cl(-) = 2
ΔTb NaCl = Kb .m .i
1
= Kb x 1,37
x 2
Kb =
= 0,36
=
x
= 0.4
ΔTb
= Kb .m .i
-1
= Kb x 0.4 x 1
Kb =
= - 2,5
·
Jelaskan perbedaan kenaikan titik didih kedua senyawa tersebut
Perbedaan kenaikan titik didih kedua senyawa organik(gula) dan anorganik (garam) berdasarkan berat molekulnya relatifnya (Mr) , karena kenaikan titik didih berbanding terbalik dengan berat molekul relatifnya. Terbukti dengan kenaikan titik didih larutan garam lebih besar dari pada larutan gula dikarenakan Mr garam lebih kecil dari pada Mr gula